Header Ads

test

Membangun Karakter Bangsa dengan Satya Darma Pramuka dalam OKPT UNNES 2014

Orientasi Kepramukaan Perguruan Tinggi  Universitas Negeri  Semarang atau biasa disebut OKPT dilaksanakan pada tanggal 22 s.d. 23 Agustus 2014. Kegiatan ini bertempat dimasing-masing fakultas atau dalam Kepramukaan Racana Wijaya dinamakan Guguslatih disingkat Guslat.
            OKPT UNNES tahun 2014 mengangkat tema “ Membangun Karakter Bangsa dengan Satya Darma Pramuka”. Tema tersebut disesuaikan dengan tantangan yang kini hadir dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dimana karakter ketimuran sudah mulai terkikis oleh perkembangan zaman. Arus globalisasi yang kencang oleh masyarakat Indonesia khususnya kaum muda dimakan mentah-mentah tanpa difilter dengan baik.
Maka dari itu Racana Wijaya yang tergabung dalam Gerakan Pramuka mengangkat tema tersebut dalam rangka turut berkontribusi dalam upaya pembangunan kembali karakter yang baik sesuai dengan nilai-nilai bangsa.
            Tema yang telah diangkat tersebut diperkuat dengan penunjukkan sebuah tokoh pewayangan yaitu Semar yang mempunyai sifat-sifat sebagai suri tauladan bagi orang lain sebagai maskot OKPT UNNES 2014. Semar menurut cerita pewayangan merupakan penjelmaan dari Batara Ismaya, kakak dari Batara Guru yang sekaligus juga merupakan raja para dewa. Dalam filosofi Jawa, Semar disebut dengan Badranaya. Berasal dari kata bebadra yang artinya membangun sarana dari dasar dan naya atau nayakayang berarti utusan. Maksudnya mengemban sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi  kesejahteraan manusia. Secara Javanologi, Semar berarti haseming samar-samar. Sedangkan secara harafiah, Semar berarti sang penuntun makna kehidupan.

            Secara fisik, Semar tidak laki-laki dan bukan pula perempuan. Ia berkelamin laki-laki, tetapi memiliki payudara seperti perempuan, yang merupakan simbol dari pria dan wanita. Tangan kanan Semar ke atas, maknanya bahwa sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan simbol Sang Maha Tunggal. Sedang tangan kirinya ke belakang, bermakna berserah total dan mutlak serta sekaligus simbol keilmuan yang netral namun simpatik.
Ketika barjalan, Semar selalu menghadap keatas. Maknanya adalah dalam perjalanan anak manusia perwujudannya ia memberikan teladan agar selalu memandang ke atas atau Tuhan Yang Maha Pengasih serta Penyayang umat. Selain itu Semar juga selalu mengenakan kain jarik motif Parangkusumorojo, yang merupakan perwujudan Dewonggowantah atau untuk menuntun manusia agar memayuhayuning bawono, yaitu menegakkan keadilan dan kebenaran di bumi.

by : Infokom (Anis sr)



No comments:

Powered by Blogger.